Sejarah paskibraka
Apa itu PASKIBRAKA ?
- PASuKan PengIbar BendeRA PusaKA
- Sosok Pemuda Dengan Sikap Pribadi Dan Penampilan Yang Mandiri, Aktif Dinamis, Penuh Dedikasi, Peka, Tanggap, Teguh Dan Berpendirian, Memiliki Pendapat Dan Keyakinan, Argumentasi Kuat Dan Benar, Terbuka Atas Kritik Dan Kritisan, Sadar Kelemahan Dan Kekurangan, Inovatif, Berjiwa Mulia. ( DR. R. SIHADI DARMO WIHARDJO)
- Adalah Kumpulan pemuda-pemudi setingkat SLTA yang mengibarkan bendera pusaka pada upacara detik-detik proklamasi baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.
- generasi muda yang bertanggung jawab atas hari depan bangsa Indonesia yang mendapat kehormatan bertugas sebagai PENGIBAR DAN PENURUN BENDERA MERAH PUTIH dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, yang merupakan tugas besar
BENDERA PUSAKA
•
Adalah bendera yang
dijahit dengan engkol tangan oleh Ibu Fatmawati untuk dikibarkan pada upacara
Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
•
Aslinya bendera itu
berukuran 2 x 3 meter, tetapi setelah sering dicuci kini mengerut menjadi 196 x
274 centimeter.
•
Sebelum 17 Agustus
1945, bendera Merah-Putih itu sudah beberapa kali dikibarkan. Pada 30 April
1945, sehari setelah ulang tahun Kaisar Hirohito, Pemerintah Militer Jepang di
Indonesia mengumumkan izin untuk mengibarkan Merah-Putih bersama Hinomaru
(bendera Jepang) pada hari-hari besar.
SEJARAH PASKIBRAKA
•
Asal mula PASKIBARA
tidak bisa lepas dari upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal
17 Agustus 1945.
•
Pada saat itulah
bendera pusaka dikibarkan pertama kali.
•
Adapun yang
mengibarkan bendera pada saat itu adalah Latief Hendraningrat, Trimurti, dan
Suhud.
1946
•
Menjelang peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya,
Mayor (L) Hussein Mutahar dan memberi tugas untuk mempersiapkan dan memimpin
Upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Presiden Gedung Agung
Yogyakarta.
•
Hussein Mutahar
memiliki pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, maka
pengibaran bendera sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia.
•
Kemudian beliau menunjuk
5 orang pemuda (3 putri dan 2 putra) perwakilan daerah yang ada di Yogyakarta.
•
Lima orang adalah
simbol dari Pancasila
1947 – 1948
•
Pengibaran Bendera
Pusaka pada Upacara Proklamasi Kemerdekaan RI ditangani oleh Hussein Mutahar.
•
Jumlah pengibar sebanyak
5 orang pemuda.
•
Secara bergiliran
menampilkan para pemuda dari daerah-daerah Indonesia lainnya.
1950 – 1966
•
Pengibaran Bendera
dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan.
•
Hussein Mutahar
kembali menangani pengibaran bendera, ditandai dengan pengangkatan beliau
menjadi Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka Depdikbud yang kemudian menghasilkan
konsep Latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila.
•
Konsep pelatihan ini
sempat diujicobakan pada tahun 1967, dan dimasukkan dalam kurikulum uji coba
Pasukan Pengerek Bendera Pusaka (PASREKRAKA) Tahun 1967
•
Kekhasan konsep
Latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila adalah metode diklat menggunakan sistem
pendekatan Keluarga Bahagia yang diterapkan secara nyata dalam Pendekatan Desa
Bahagia.
•
Dikembangkan formasi
pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok 17 (pengiring/pemandu), kelompok
8 (pembawa/inti), dan kelompok 45 (pengawal). Formasi ini merupakan simbol dari
tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 ( 17 – 8 – 45 )
•
Melibatkan putra
daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka.
•
Adapun yang menjadi
bagian dari kelompok 45, semula direncanakan dari mahasiswa AKABRI. Karena
kendala transportasi dan masa libur perkuliahan, maka dibatalkan.
•
Usul lain melibatkan
anggota dari pasukan khusus ABRI (RPKAD, PGT, MARINIR, BRIMOB) juga tidak
mudah.
•
Diambil dari Pasukan
Pengawal Presiden (Paswalpres) yang mudah dihubungi sekaligus posisi tugas yang
memang ada di Istana Negara.
1968
•
Petugas pengibar
bendera pusaka mulai berasal dari para pemuda utusan dari provinsi.
•
Karena belum seluruh
provinsi mengirim utusan sehingga ditambah dengan eks anggota pasukan tahun
1967.
1969
•
Karena bendera
pusaka kondisinya sudah tua & tidak mungkin lagi dikibarkan. Untuk itu
dibuatlah dulikat bendera pusaka yang dijahit dari 3 potong kain merah dan 3
potong kain putih kekuning-kuningan dari bahan wool.
•
Selanjutnya dibuatlah bendera pusaka duplikat untuk dibagikan
kepada daerah, yang idealnya terbuat dari sutera alam Indonesia dan ditenun
dengan alat tenun asli Indonesia yang warna merah dan putihnya menyatu tanpa
jahitan.
•
Dengan adanya
bendera duplikat, bendera pusaka asli bertugas mengantar, mengiringi, dan
menjemput pengibaran dan penurunan bendera duplikat.
•
Pada tahun ini,
secara resmi, anggota pengibar bendera pusaka terdiri dari utusan 26 provinsi
yang terdiri dari 1 pasang putra dan putri.
•
Bendera Merah Putih duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan
ke daerah idealnya terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli Indonesia, yang
warna merah dan putihnya langsung ditenun menjadi satu tanpa dihubungkan dengan
jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia.
•
Pembuatan Duplikat
Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung dengan
dibantu oleh PT Ratna di Ciawi Bogor.
•
Dalam prakteknya pembuatan duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk
memenuhi syarat ideal yang ditentukan Bapak Husein Mutahar, karena cat asli
Indonesia tidak memiliki warna merah yang standar dan pembuatan dengan alat
tenun bukan mesin akan lama.
•
5 Agustus 1969 di
Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka
Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada
Gubernur / Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
•
Selanjutnya kedua
benda tersebut juga di bagikan ke Daerah Tingkat II serta perwakilan-perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri.
•
Bendera duplikat (dari 6 carik kain) mulai dikibarkan
menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi
Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan
Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang
dikibar/diturunkan.
1967 – 1972
•
Dari tahun 1967
sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota
"Pengerek Bendera"
1973
•
Idik sulaeman
(terlibat sebagai pembina pasukan penggerek bendera sejak 1967) melontarkan
sebuah nama untuk anggota pengibar bendera pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA.
•
PAS berasal dari
PASUKAN. KIB berasal dari KIBAR mengandung pengertian PENGIBAR. RA berasal dari
BENDERA. KA berasal dari PUSAKA.
•
Nama anggun itulah yang
hingga kini dipertahankan.
2001
•
Pada masa presiden
Abdurrahman Wahid, nama PASKIBRAKA sempat diganti dengan BARISAN GENERASI MUDA
PENGIBAR BENDERA PUSAKA.
•
Penggantian nama
dilakukan dengan alasan bahwa kata PASUKAN berbau militeristik, dimana pada
masa itu terdapat ketidaksenangan terhadap hal-hal yang berbau militer.
2002
•
Pada masa presiden
Megawati Soekarnoputri, kembali digunakan nama PASKIBRAKA.
•
Bendera duplikat
sudah tidak diiringi lagi oleh bendera pusaka karena faktor usia yang sudah
tidak memungkinkan.
HUSSEIN MUTAHAR (BAPAK
PASKIBRAKA INDONESIA)
LAMBANG ANGGOTA
1973 s.d. sekarang
Sebelum 1973
•
Pada kelopak bahu
seragam PASKIBRAKA dikenakan tanda ciri pemuda dan pramuka, yaitu “BINTANG SEGI
LIMA” dan “CIKAL KEMBAR KELAPA”.
•
Tetapi karena
pemakaian lambang-lambang tersebut menuai kritik negatif, akhirnya digunakan
lambang yang dipakai pada saat sekarang ini.
1973 s.d. Sekarang
•
Lambang anggota
merupakan ciptaan Idik Sulaeman pada tahun 1973.
•
Lambang anggota
PASKIBRAKA adalah setangkai BUNGA TERATAI yang mulai mekar dan dikelilingi oleh
sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat,
sebanyak masing-masing 16 buah.
•
Lambang berupa Bunga Teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah)
dan berkembang di atas air, hal ini mengandung makna atau dianalogikan bahwa
anggota PASKIBRAKA adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari
tanah air yang sedang berkembang (mekar) dan membangun.
•
BUNGA TERATAI
bermahkota 3 helai, bermakna BELAJAR, BEKERJA dan BERBHAKTI.
•
BUNGA TERATAI
berkelopak 3 helai, bermakna AKTIF, DISIPLIN, dan GEMBIRA.
•
MATA RANTAI
berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda yang
ada di berbagai pelosok (16 penjuru mata angin) tanah air, tanpa memandang asal
suku, agama, status sosial dan golongan akan membentuk
jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat .
•
BENTUK BULAT
bermakna pemuda putri dan BENTUK BELAH KETUPAT bermakna pemuda putra.
•
Diharapkan anggota
PASKIBRAKA mampu menangkal pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan
nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam
dalam dada setiap anggota PASKIBRAKA
LAMBANG KORPS
1973 s.d. sekarang
Sebelum 1973
•
Untuk mempersatukan
Korps, untuk PASKIBRAKA Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota ditandai oleh
Korps yang sama
•
Lambang KORPS PASKIBRAKA berupa lencana yang terbuat dari logam
(kuningan) dengan gambar yang sederhana, yaitu perisai dengan gambar bendera
merah putih di dalam lingkaran, dikelilingi kalimat “PASUKAN PENGEREK BENDERA
PUSAKA” dan angka tahun di ujung bawah
perisai.
1973 s.d. Sekarang
•
Lambang KORPS
PASKIBRAKA adalah bentuk perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dan huruf
berwarna kuning bertuliskan “PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA” dan tahun tugas
pada ujung bawah perisai, berisi gambar dalam bulatan putih sepasang anggota
PASKIBRAKA dilatar belakangi bendera merah putih yang sedang berkibar dan 3
garis horison atau awan.
•
BENTUK PERISAI
bermakna “Siap Bela Negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna
hitam bermakna teguh dan percaya diri, warna kuning berarti kebanggaan dan
keteladanan dalam perilaku dan sikap anggota PASKIBRAKA.
•
SEPASANG ANGGOTA
PASKIBRAKA bermakna bahwa PASKIBRAKA terdiri dari anggota putra dan putri yang dengan
teguh hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.
•
BENDERA MERAH PUTIH
yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan INDONESIA yang harus dijunjung
tinggi oleh seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya yang terwakili
oleh anggota PASKIBRAKA
•
GARIS HORISON ATAU
AWAN 3 garis menunjukkan bahwa PASKIBRAKA ada di 3 tingkat pemerintahan, yaitu
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
•
Sebagai tanda pengukuhan yang menandai berakhirnya Pelatihan
PASKIBRAKA (yang merupakan salah satu Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat
Perintis) para anggota PASKIBRAKA yang dikukuhkan mengenakan kendit kecakapan
yang dililitkan di pinggang dan disimpul mati di bagian depan (perut).
•
Kendit adalah tanda
ksatria pada jaman dulu yang mengikrarkan kesetiannya pada kerajaan. Hal ini
melambangkan bahwa para anggota PASKIBRAKA setelah lulus dari pelatihan sebagai
pemegang kendit memiliki sifat dan jiwa ksatria dalam pemikiran, perkataan dan
perbuatannya sehari-hari.
•
Kendit terbuat dari
kain, bermotif gambar rantai terdiri dari 17 mata rantai berbentuk belah
ketupat dan 17 mata rantai berbentuk bulat. Pada seluruh mata rantai berisi
huruf yang membentuk kalimat PANDU IBU INDONESIA BERPANCASILA
•
Semula ukuran
panjang dan lembar kendit adalah 17 dm dan 5 cm yang melambangkan angka tanggal
17 dan 5 sila, tetapi karena kesulitan pada teknik printing berubah menjadi 140
cm dan 5 cm.
•
Sebagai LENCANA
PENGUKUHAN digunakan Lencana Merah Putih dan Garuda (MPG) dengan warna dasar
garuda sama dengan warna dasar kendit.
•
Warna tersebut
berdasarkan tingkatan Latihan Kepemimpinan Pemuda sebagai berikut
•
HIJAU untuk lat.
PERINTIS PEMUDA.
•
MERAH untuk lat.
PEMUKA PEMUDA.
•
COKLAT untuk lat.
PENUNTUN PEMUDA.
•
KUNING untuk lat.
PENDAMPING PEMUDA.
•
UNGU untuk lat.
PENAYA KEPEMUDAAN.
•
ABU-ABU untuk lat.
PENATAR KEPEMUDAAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar